EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr.MOEWARDI DENGAN METODE ATC/DDD TAHUN 2020-2022

Authors

  • Dinar Pury Jayanti Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Nurul Mutmainah Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.23917/ujp.v3i1.300

Keywords:

Demam tifoid, Antibiotik, ATC/DDD

Abstract

Demam tifoid merupakan permasalahan kesehatan global terutama di negara berkembang, salah satunya Indonesia. Jawa Tengah adalah provinsi dengan jumlah kasus penyakit yang dicurigai sebagai demam tifoid tertinggi, mencapai 244.071 kasus yang terdistribusi di berbagai Kabupaten/Kota. Demam tifoid adalah kondisi akut pada bagian usus kecil yang diinduksi oleh bakteri bernama Salmonella typhi. Obat untuk mengatasi masalah tersebut adalah antibiotik, penggunaan antibiotik yang kurang bijak dapat berkontribusi pada resistensi. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien demam tifoid di ruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi yang dikaji dari segi kuantitas penggunaannya dengan metode ATC (Anatomical Therapeutic Chemical)/DDD (Defined Daily Dose) pada tahun 2020-2022. Penelitian ini masuk dalam kategori penelitian non-eksperimental dengan pendekatan analisis deskriptif non-analitik. Data dikumpulkan secara retrospektif menggunakan data sekunder yang dilakukan dengan metode purposive sampling, sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang dikumpulkan mencakup karakteristik pasien, jenis antibiotik yang digunakan, rute pemberian obat, dosis, dan jumlah penggunaan obat. Hasil penelitian terhadap 53 pasien terdapat 8 antibiotik yaitu amoxicillin, ampicillin, azithromycin, cefoperazone/sulbactam, ceftriaxone, ciprofloxacin, levofloxacin, dan chloramphenicol. Penggunaan antibiotik terbanyak pada penelitian ini adalah levofloxacin 0,5 g secara parenteral satu kali sehari dengan nilai 55,25 DDD/100 patient-days (64,46%). Sedangkan antibiotik yang masuk ke dalam segmen DU 90% adalah levofloxacin dan ceftriaxon secara parenteral.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Depkes RI., 2006, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 364/MENKES/SK/V/2006 tentang Pedoman Pengendalian Demam Tifoid, Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Galih, P., Rosita M., and Khoirin., 2022, Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid dengan Metode ATC/DDD, Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan, 14 (2), 151–160.

Hapsari, T.N., and Mutaminah, N., 2019, Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid Di Instalasi Rawat Inap Rsud Dr. R. Soetijono Blora Periode Januari 2017-Agustus 2018, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Hartanto, D., 2021, Diagnosis dan Tatalaksana Demam Tifoid pada Dewasa, Continuing Medical Education, 48 (1), 5–7.

Imara, F., 2020, Salmonella Typhi Bakteri Penyebab Demam Tifoid, Prosiding Seminar Nasional Biologi di Era Pandemi COVID-19, 6 (1), 1–5. Terdapat di: http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/.

Katarnida, S.S., Murniati, D., and Katar, Y., 2014, Evaluasi Penggunaan Antibiotik Secara Kualitatif di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Sari Pediatri, 15 (6), 369–376.

Kemenkes., 2017, Petunjuk Teknis Evaluasi Penggunaan Obat di Fasilitas Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.

Kemenkes RI., 2021, Panduan Penatagunaan Antimikroba di Rumah Sakit Edisi 1, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI., 2013, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2406/Menkes/Per/XII/2011tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik, Kementerian Kesehaatan RI, Jakarta.

Khairunnisa, S., Hidayat, E.M., and Herardi, R., 2020, Hubungan Jumlah Leukosit dan Persentase Limfosit terhadap Tingkat Demam pada Pasien Anak dengan Demam Tifoid di RSUD Budhi Asih Tahun 2018 – Oktober 2019, Seminar Nasional Riset Kedokteran (SENSORIK), 60–69.

Maghfiroh, A. E., and Siwiendrayanti, A., 2016, Hubungan Cuci Tangan, Tempat Sampah, Kepemilikan Spal, Sanitasi Makanan Dengan Demam Tifoid. Jurnal Pena Medika, 6(1), 34–45.

Mu’arofah, B., Wardani, S.K., and Rukmana, S., 2023, Hubungan Adanya Bakteri Salmonella typhi Dengan Kadar Hemoglobin Pada Penderita Demam Tifoid Yang Berdampak Anemia Di RS Kota Kediri, Jurnal Nusantara Medika, 7(1), 8–22.

Permenkes RI., 2015, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit. Jakarta.

Putri, L. A., Desiani, E., and Prasetya, H. B., 2023, Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid Dengan Metode ATC/DDD Di RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan, Jurnal Kesehatan Dan Kedokteran, 2(2), 31–37.

Rahmawati, R.R., 2020, Faktor Risiko Yang Memengaruhi Kejadian Demam Tifoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Binakal Kabupaten Bondowoso, Medical Technology and Public Health Journal, 4(2), 224–237. https://doi.org/https://doi.org/10.33086/mtphj.v4i2.1689

Sari, A., and Safitri, I., 2016, Studi Penggunaan Antibiotika Pasien Pneumonia Anak Di Rs . PKU Muhammadiyah Yogyakarta Dengan Metode Defined Daily Dose (DDD), Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 151–162.

Ulfa, F., Woro, O., and Handayani, K., 2018, Kejadian Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Pagiyanten, Higeia Journal Of Public Health Research And Development, 2(2), 227–238.

WHO., 2018, Guidelines for ATC Classification and DDD Assignment, Institute of Public Health, Norwegia.

WHO., 2023. Guidelines for ATC Classification and DDD Assignment, WHO Collaborating Centre for Drug Statistics Methodology, Norwegia.

Downloads

Published

2024-02-29

How to Cite

Jayanti, D. P., & Mutmainah, N. (2024). EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr.MOEWARDI DENGAN METODE ATC/DDD TAHUN 2020-2022. Usadha Journal of Pharmacy, 3(1), 43–55. https://doi.org/10.23917/ujp.v3i1.300

Issue

Section

Articles